Sejak kecil, aku nggak terlalu tertarik belajar, dan aku nggak ngerti kenapa aku harus belajar. Orang tuaku cuma bilang aku perlu belajar supaya aku jadi orang yang berhasil dan ga bikin malu orang tua.
Hingga akhirnya waktu SD, orang tuaku selalu dipanggil karena nilaiku jelek. Saat SD kelas 4, barulah muncul keinginan agar nilaiku tidak jelek lagi. Walau saat itu masih belum tau kenapa aku harus belajar, niatku adalah supaya aku tidak mempermalukan orang tuaku lagi. Lalu nilaiku membaik. Saat kelas 6, nilaiku tetap tidak terlalu baik. Namun karena aku takut tidak lulus SD, aku belajar dengan giat. Dengan bantuan ibuku aku bisa lulus SD dengan nilai yang cukup baik.
Saat di SMP pun aku kaget karena nilai matematikaku adalah nilai terbaik. Aku tidak pernah merasa pintar sebelumnya karena aku selalu melabeli diriku sebagai anak yang tidak pintar belajar. Saat SMP, nilai nilaiku cukup baik, namun tidak bisa masuk ke kelas favorit. Bagiku ternyata tetap sulit untuk ada di kelas favorit. Namun saat SMP itulah aku belajar disiplin dan mulai mengikuti berbagai organisasi.
Saat SMA, kami diwajibkan belajar dengan menggunakan bahasa inggris. Tentunya, aku yang bahasa inggrisnya sangat terbatabata ini tidak bisa mengikuti pelajaran sekolah. Hingga akhirnya nilaiku pun jelek. Sampai sampai seorang temanku bilang aku bodoh. Dan aku memang tidak berniat untuk sungguh sungguh belajar, ntah kenapa aku hanya menyibukkan diri dengan hal hal sosial disekitarku. Dan seperti biasa, diakhir masa sekolahku, barulah aku rajin dan mengusahakan diri agar bisa mendapatkan universitas yg cukup baik. Dan akhirnya bisa kudapatkan. Walau beberapa teman mencibirku karena mereka tidak yakin padaku, namun bagaimanapun aku tetap dapat.
Dimasa kuliah, aku berusaha sekeras mungkin untuk bisa mendapatkan nilai maksimal, namun tentu saja, sepeeti biasa, nilaiku tidak bisa maksimal. Dibawah dari target yg kuharapkan. Namun ak tetap bangga pada diriku. Karena saat itu merupakan saat yang sulit, dengan berbagai tambahan masalah diluar, yang mengharuskanku mengambil jam kerja tambahan lebih banyak sambil menjalankan beberapa organisasi bersamaan, namun aku bisa bertahan. Bagaimanapun, aku sudah melakukan yang terbaik. Tentunya, karena Tuhan setia menemani dan menuntunku. Ia membuatku kuat menjalani semuanya. Ia menyediakan teman teman dan orang orang yang peduli padaku sebagai perpanjangan tanganNya untuk menolongku.
Sehingga inilah aku yang sekarang. Mungkin terlambat. Ketika tmn tmnku yang lain sudah memulai kesuksesannya sejak masih muda, aku baru memulainya dan menyadari pentingnya belajar dan kerja keras baru di usia yang lebih tua. Agak terlambat, namun tidak ada kata terlambat. Semua bisa dimulai kapan saja. Better start it from now.