Yes You Can

Aku teringat akan kata kata seseorang, bahwa, kita harus percaya bahwa kita itu limitless. Kita selalu bisa menjadi apa yang kita mau dalam hidup. Asalkan kita mau, kita pasti bisa. Kalau kita belum bisa, berarti kita mungkin belum mau saja.

Deep Talk

Kemarin, kami bicara. Aku senang sekali dengan percakapan kami. I'm so happy to know that dia merasa nyaman ngobrol dan becanda denganku. Dia bilang, aku seru diajak bicara. Aku partner hidup yang juga dia cari. Sama denganku, Ia pun adalah orang yang selama ini kucari. Malah, ia lebih dari yang selama ini kuharapkan. Semua nilai dan prinsip yang kami sharing kan, kebersamaan yang kami miliki, adalah hal terindah yang kudapatkan. Rasanya seperti menang lotre.

I'm so happy to know kalau kami saling sayang dan mendoakan yg terbaik untuk kami berdua. Aku percaya Tuhan pasti buka jalan dan lancarkan semua rencana kita untuk menikah. So exciteddd!

Aku berdoa supaya kita bisa saling sayang seperti hari ini sampai selamanya. Aku berdoa supaya kita bisa saling sayang seperti hari ini, saling peluk, saling merasa aman dan nyaman, saling merasa disupport, dan saling merasa dicintai. Aku merasa sangat aman dan nyaman. We are perfect match 🤍 I love you baby

Empowered woman

Bersyukur sekali bisa ada di era dimana perempuan di Indonesia bisa dengan bebas mengenyam pendidikan. Bersyukur pula karena bisa mengenyam sekolah hingga bangku perkuliahan yang walaupun jalannya tidak mudah, namun bisa terselesaikan dengan baik.

Aku percaya bahwa semua priviledge yang kudapatkan tidaklah boleh hanya kunikmati untuk diriku sendiri, namun ada dampak yang perlu aku berikan untuk orang lain. Ada kesadaran bahwa kebaikan yang kudapatkan harus kubagikan agar menjadi manfaat untuk khalayak banyak.

Bersyukur untuk kesempatan bahwa saat ini aku punya kesempatan untuk bisa bekerja dan mengejar cita cita. Perempuan saat ini bisa bepergian dengan bebas dan aman, bisa mengambil kesempatan untuk maju dan berkembang dalam karir dan kehidupan. Perempuan punya pilihan untuk menjalankan kehidupan yang ia mau. Belajar dari pengalaman, aku percaya bahwa perempuan harus berdaya. Perempuan harus bisa menyuarakan hak haknya untuk mendapat perlindungan dan kesetaraan.

Aku pribadi merasa lebih berdaya, ketika aku bekerja. Ketika aku mandiri dan mampu mampu memberikan manfaat untuk orang lain, aku merasa bangga. Ketika aku mendapatkan kesempatan untuk mengejar semua mimpiku, aku merasa hidup. Aku percaya bahwa kita semua limitless, kita selalu mampu menjadi apapun yang kita mau. Asalkan ada kemauan, pasti kita bisa mencapainya.

Namun, tidak ada yang salah juga jika ada teman yang memilih untuk tetap dirumah dan tidak bekerja dikantor. Semua pilihan itu baik adanya, disesuaikan lagi dengan kebutuhan dan background masing masing orang. Namun buatku, aku merasa lebih senang dan lebih berdaya jika aku bekerja, berkarya, dan menginspirasi orang lain lewat karya yang kubuat. 

Anger

Belakangan, ia sangat baik padaku. Ia terus mengirimkan kabar tanpa diminta, menceritakan segala sesuatu yang ia rasakan, dan aku cukup merasa dianggap.

Namun aku masih merasa tidak nyaman. Terkadang tiba tiba ia diam dan menghilang lagi. Seperti biasanya, namun sekarang lebih sering memberi kabar. Ia terus membuatku tidak merasa aman dan merasa marah.

Aku tidak ingin merasa sedih atau marah, karena aku memang tak ingin berharap apa apa. Namun setiap kali ia menghilang, aku selalu kesal, merasa sombong karena merasa diri ini pantas diperlakukan lebih baik. Pantas mendapatkan perlakuan lebih daripada yang sekarang kudapatkan.

Aku melampiaskannya pada aktivitas fisik. Awalnya, berat sekali badan ini rasanya. Namun aku tak memiliki pilihan lain selain memulai. Aku mulai merapikan kamarku dan rumahku. Aku mulai berolahraga dan berencana untuk mencuci tumpukan pakaianku yang lama terbengkalai. Aku memang seringkali melampiaskan amarahku dengan aktivitas fisik. Selain menjadi lebih rapi, aku juga jadi lebih bugar. Walaupun aku tak tahu jika dilakukan dengan marah dan sesekali berteriak, apakah juga akan bereaksi baik pada tubuhku.

Selain karena marah, aku juga tidak ingin kalah. Memang terdengar konyol jika aku pergi liburan, upload foto dengan baju cantik, berolahraga, dan menghabiskan banyak uangku karena aku tidak ingin kalah dari orang lain. Namun nyatanya hal hal itu membuatku merasa lebih baik. Walau membuatku sedikit berantakan, namun aku tetap merasa senang dan bangga dengan diri sendiri. Walau sebenarnya motivasinya karena ‘tidak ingin kalah’.

Ternyata, marah tidak selamanya buruk, selama energi marahku kulampiaskan dengan benar.

All This Pain

Love is painful, isn’t it? Cinta yang semestinya terasa indah, sekarang terasa begitu memuakkan. Aku tak mau percaya lagi karena cinta itu bohong. Kesetiaan itu bohong. Pengharapan pada manusia itu bohong.

Ketika kalian sudah terlalu banyak saling menyakiti satu sama lain, tak ada lagi maaf yang mampu membuat hati ini percaya. Seberapa banyak kata maaf dilontarkan, kata kata manis disampaikan, hati ini tetap membatu, tak percaya lagi pada cinta kecuali itu memang bisa dibuktikan. Nyatanya cinta itu tidak masuk diakal, dan tidak bisa dibuktikan.

Akan terus ada rasa sakit yang akan kudapati dihari depan. Akan terus ada kekecewaan terhadap cinta, akan terus ada pengkhianatan kesekian kalinya, akan terus ada kebohongan yang akan terus kudengar, akan terus ada kepalsuan yang kurasakan dalam menjalin hubungan.

Siapa yang membuat ide tentang pernikahan? Untuk apa menikah jika pada akhirnya kamu akan patah hati. Kenapa manusia diciptakan jika tujuannya hanya ingin membuatnya merasa sakit dan mengalami derita?

I was

Beberapa hari yang lalu aku berpikir, alasan dibalik mengapa aku merasa aku tidak merasa menjadi diriku sendiri. Ternyata, aku menahan semua emosi yang ada didalam diriku. Itu terjadi karena aku salah menghandle diriku sendiri. Aku selalu menyalahkan diriku sendiri jika aku merasa sedih, marah, ataupun kecewa. Kupikir, aku tidak boleh merasa seperti itu supaya aku tidak menyakiti diriku sendiri.

Namun setelah dipikir pikir lagi, semua emosi itu justru sesuatu yang membuat kita jadi 'manusia'. Perasaan perasaan itu wajar ada karena aku manusia yg memang punya perasaan, jadi tidak seharusnya aku menolak perasaanku sendiri. Sehingga, yang tadinya aku menyalahkan diriku karena aku terlalu sedih, sekarang aku tidak lagi menyalahkan diriku sendiri. Aku akan berusaha berdamai dengan perasaanku. Jika aku marah, aku akan tetap merasakannya. Jika aku sedih, pun aku akan tetap merasakannya. Terlahir sensitif, tidak lagi membuatku down, namun akan kuyakini sebagai suatu kekuatan yang tidak semua orang miliki.

Buatku, emosi bukanlah sesuatu yang dapat dikendalikan, namun, reaksi atas emosi, itu dapat dikendalikan.

Ignoring Her

You keep ignoring her. Each and every time she tried to reach out to you. Yet now that the tables have turned, because you thought she'd be around. And she's no longer calling or checking up on you. You're wondering why she's no longer paying attention to you. It's simple, you taught her to live without you. And that's exactly what she's doing.

She just protect herself from pain that might hurt her again

Self Image

What you read, what you watch, what you say, what you do define who you are. If you want to be good, if you want to be smarter, wealthier, healthier, please surround yourself with those condition. So little by little, you will have the same behavior like what you saw. Stop bubbling about unimportant things. You have limited time, don't waste your time by think about unimportant things.

Too long

Menjalani seumur hidup bersama orang yang tidak mau mendengarkanmu terlalu panjang. Menjalani seumur hidup bersama orang yang terus mengabaikanmu pun terlalu panjang. Menjalani seumur hidup dengan perasaan tidak dicintai, diabaikan, dan kesepianpun terlalu lama. Akankah sendirian lebih baik daripada berdua?

Feel

Fakta bahwa ia tak peduli lagi, fakta bahwa ia mencari yang lain, fakta bahwa ia tidak menerimaku apa adanya, fakta bahwa ia membiarkanku memiliki rasa ini, fakta bahwa ia mengetahui namun tak ingin membicarakan, fakta bahwa ia terus membuatku merasa sendirian, fakta bahwa ia tidak merasa bertanggung jawab atas perasaanku, fakta bahwa ia tak mendengarkanku adalah semua tanda bahwa ia tak lagi punya rasa.

Aku ingin bicara, namun aku takut kita kembali terpisah. Kita bersama, namun sepanjang waktu terasa menyakitkan. Aku sudah mengungkapkan, namun baginya permintaanku berat sekali untuk dilakukan. 

Ia menjadi begitu baik, begitu perhatian, ketika ia memiliki keinginan yang belum kulakukan. Namun kegelisahanku, tak pernah dijawabnya.

Jika sudah tak ada cinta, apakah ini waktunya untuk pergi?

Get abandoned

Aku bangun pagi ini, kembali dengan isi kepala yang sangat riuh. Perasaanku masih kacau, dipenuhi amarah dan kesedihan yang mendalam. Aku bersyukur karena temanku menanyakan kabarku, dan menunjukkan kepedulian mereka, karena mereka tau aku sedang menarik diri.

Aku tak tahu harus bagaimana. Semua temanku mengatakan bahwa apa yang kurasa adalah wajar, dan tak baik untukku bila terus menerima diperlakukan seperti ini, aku diabaikan, namun aku bersikap seolah semua baik baik saja. Tidak baik bila aku terus diabaikan dan tidak dipedulikan. Sikapnya yang dingin dan diam sangat menyakitiku. Sikapnya yang tak membalas chatku ketika aku tau dia punya waktu untuk membalaspun cukup membuatku sakit. Sikapnya yang tidak jujur ketika kutanyai tentang perasaannya kepada perempuan itu, tentang bagaimana aku mengetahui bahwa ia masih ingin bersamanya pun, membuatku sakit.

Ia tak mencintaiku lagi. Ia jelas masih memiliki rasa pada perempuan itu. Terkonfirmasi sudah, bahwa perasaanku tidaklah salah. Karena semua sikap itu tidak betul, tidak seharusnya begitu. Tidak seharusnya ia tetap diam ketika tahu aku bersedih. Tidak seharusnya ia tetap diam ketika tahu aku marah. Tidak seharusnya ia membiarkanku merasa sendirian dan tidak nyaman kalau ia mencintaiku. Tidak seharusnya aku terus berusaha sendirian membuatnya merasa dicintai. Tidak seharusnya aku merasa sekosong ini.

Replaceable

I’m struggle with the idea of how replaceable I am to some people. How they might forget me when I am die. And how long we take to know each other, every moment we have shared together, can be very easy to forget and replaced by new person, that I’m sure, not knowing you very well, like I do. I’m overthink, and it destroys me inside

Last 6 month

 6 bulan terakhir rasanya sangat lama dan melelahkan. Biasanya, waktu terasa sangat cepat bersamanya, selalu menyenangkan bersamanya. Aku senang bersamanya, ia menyayangiku dengan caranya, namun mungkin aku sedang kelelahan. Kelelahan menantinya, kelelahan menunggu, kelelahan mengetahui sesuatu yang seharusnya lebih baik tak kuketahui, kelelahan dalam perasaan kesepian, kesendirian, penantian, hingga rasanya sulit untuk kembali mempercayai bahwa cinta adalah perasaan yang sangat indah. Rasanya seperti ada dalam musim hujan yang tak kunjung habis, ntah kapan surya dan pelangi akan datang lagi.

Konon katanya tidak ada yang abadi di dunia ini. Baik itu kebahagiaan ataupun kesedihan. Dimanakah bahagia itu? Kucari namun belum kudapati. Dimanakah damai itu? Kuusahakan namun tak kunjung kudapatkan. Mulai dari perasaan bersalah, perasaan dibandingkan, perasaan diabaikan, sekarang, perasaan kesepian. Musim yang datang tak pernah baik untukku 6 bulan belakangan ini. Lelah, tapi hati kecil masih ingin berjuang, mungkin aku sedang lelah saja.

Fighting

 I fight with my own thoughts. I hope, time passes by and i can learn to live with my loneliness. Soon, i can start finding peace by realizing that all these thoughts are useless. I hope i can realise that peaces is not on any person or relationship. It is always inside me, but i waste my time finding somewhere else where i lost it.

You need to hear this















Solace

Aku senang sekali membuat note. Sejak dulu, setiap kali isi kepala ini sangat berisik, aku selalu berusaha menulis di note. Semua masalah yang tadinya seperti benang kusut, dapat terurai satu persatu ketika aku coba menulis.

Seperti apa yang kurasakan akhir akhir ini, cukup lega akhirnya aku bisa mencurahkan semua kegelisahanku lewat tulisan. Aku pernah dengar, ketika suatu masalah bisa terdefinisikan, setidaknya masalahmu sudah terselesaikan 50%. Mungkin itulah alasannya kenapa setiap selesai menulis, aku selalu merasa jauh lebih tenang dari sebelumnya.

Loneliness

Hei, bukankah kesepian itu sangat menyakitkan? Bukankah rindu itu sangat menyesakkan? Bukankah tidak merasa didengar terus menerus itu menyedihkan?

Rasanya perasaan ini sangat rumit, tidak bisa dijelaskan, namun sangat menyakitkan, membuat berlinang air mata ketika merasakannya. Tak pernah kurasakan hatiku sekosong ini sebelumnya. Sekarang, sulit sekali merasa senang. Walau ada banyak orang disekeliling, aku tetap merasa sendirian. Walau yang kucinta bersamaku, aku tetap merasa sendirian.

Ingin rasanya mengutarakan semuanya, namun sulit sekali mulut ini berkata kata. Karena aku sendiri pun tak paham kenapa aku bisa merasa seperti ini. Aku tau, pasti aku membuat bingung orang yang melihatku. Aku pun lelah terus menghindari semua orang karena butuh waktu menyendiri lebih lama.

Namun semua kata kata terhenti dikerongkongan. Rasa sakit akibat tangisan yang tertahan, kekecewaan yang terpendam, rasa tak percaya pada dunia, pada cinta, hanya itu saja yang ada dibenakku. Kata kata apapun yang mungkin berusaha menenangkan, tak bisa kupercayai lagi. Aku tak percaya siapapun dan tidak ingin menaruh harapan apapun. Diamku lah yang membuatku kesepian pada akhirnya. Namun bagaimana lagi? Ntah kenapa sulit sekali bicara.. Andaikan mudah, pasti sudah kuutarakan sejak lama

Distance

Masih teringat jelas kenangan akan kebersamaan kita dahulu. Masih terngiang jelas suaramu yang selalu menenangkanku dan membuatku merasa hangat. Masih teringat jelas kamu selalu menjemputku dan menantikan cerita dariku, dan tak pernah kamu biarkan aku bersedih sendirian. Kau pasti hadir, untuk menguatkan dan menghiburku. Kamu terus datang bagaikan pahlawan, seperti namamu.

Masih teringat jelas keterbukaan kita dimasa itu, tidak ada yang ditutupi, tidak ada yang tidak diceritakan. Hubungan kita begitu jelas, tulus, saling mencintai dan polos. Tidak ada prasangka buruk, tidak ada kecurigaan apapun akan cinta kita masing masing, karena semua sangat jelas dan tak ada yang ditutupi.

Namun sekarang berbeda. Apa yang kau tutupi sebenarnya? Kenapa aku terus tidak merasa nyaman. Kenapa aku tenggelam dalam perasaan bimbang dan ketakutan. Kenapa aku terus merasa sendirian. Kenapa sepertinya ada jarak, ada sesuatu yang penting namun tak ingin dibicarakan. Ada sesuatu yang salah namun tidak ingin dibahas. Ntah sampai kapan, kita akan terus berjarak. Sekarang kau dekat, namun terasa sangat jauh bagiku.

Another Love Letter

 Dear Matahariku,

Terimakasih karena sudah terus berjuang untuk setiap mimpi dan anganmu. Terimakasih karena kamu masih sehat dan memberi warna untuk hari hariku.

Tak terasa sudah 7 tahun kita lewati hari demi hari, suka dan duka. Banyak hal kulewati bersamamu. Banyak kenangan indah yang tak sanggup kulupakan, karena terlalu manis. Terimakasih karena terus ada untukku, dan berjuang untuk kita.

Kapanpun kamu merasa lelah dengan dunia ini, tanganku terbuka lebar untuk mendekapmu dan membuatmu nyaman. Telingaku terbuka lebar untuk mendengar semua keluh kesahmu. Jangan merasa sendiri lagi ya.. Aku harap, kamu bisa dengan nyaman menceritakan semua hal yang kamu alami. Aku harap, kamu bisa menganggapku rumah, dimana kamu bisa dengan nyaman menceritakan apapun. Aku akan terus mendukungmu, dan mendoakanmu agar segala yang ada dapat terselesaikan dengan baik.

Dariku, yang masih dan akan terus menyayangimu

Beauty

Apa sih definisi cantik buat kamu? Apakah kamu merasa cantik? Dari dulu, aku bukan tipe orang yang ngerasa kalo diri ini cantik. Sampai akhirnya, laki-laki yang sangat spesial ini menyukaiku dan mengubah definisi cantik yang selama ini salah dalam benakku.

Kalau hanya sekedar mengandalkan kecantikan fisik, tentu saja pasti selalu ada yang lebih cantik dariku. Tidak akan ada habisnya terus membandingkan kecantikan fisik dengan orang lain. Selalu ada yang lebih, lebih, dan lebih. Namun, akhirnya kusadari bahwa kecantikan batin, akan lebih baik dimiliki seseorang. Kecantikan batin dan karakter yang baik, mahal sekali harganya. Tidak semua orang memilikinya, namun sifatnya tak lekang oleh waktu, dan membuat tenang orang yang berada didekatnya. Kecantikan hati membuat orang terlihat cantik, karena kebaikan hati, keceriaan, dan ketulusan yang diberikan untuk orang orang disekitarnya.

Aku tidak bilang bahwa lantas kecantikan fisik tidak penting. Tapi buatku, kalau batinnya cantik, masa iya penampilan fisiknya berantakan? Setidaknya, pasti ia mampu menghargai dirinya dengan baik, sehingga ia akan terlihat cantik juga pada akhirnya. Namun setidaknya, jika kita tahu konsep ini, kita tidak akan dengan mudah merasa buruk dan rendah diri karena kekurangan fisik yang kita miliki.

Walau memang, aku sendiri masih berusaha untuk merasa cantik hingga hari ini.

Breakheart

Konon katanya, ketika kamu memutuskan untuk jatuh cinta, maka kamu harus bersiap untuk patah hati juga. Karena jodoh itu, kalau ngga diambil Tuhan ya diambil manusia.

Sekarang ini, entah apa yang terjadi sehingga sepertinya hubunganku sangat rumit. Laki laki yang dulu sangat mencintaiku, memprioritaskanku, berubah menjadi orang yang berbeda. Bagaimana bisa seseorang berubah begitu kontrasnya. Apakah masih ada luka dihatinya karena pertengkaran kami yang lalu lalu? Atau karena ada orang lain yang ia damba? Ternyata ada orang lain yang masih ia kagumi. Ia masih menyimpan rasa untuk perempuan lain yang Ia sempat dekati ketika kami pernah putus beberapa waktu yang lalu. Sudah hampir setengah tahun kami kembali bersama, namun bayangan perempuan itu masih terus menghantui.

Hancur hati ini mengetahui bahwa aku bukanlah satu satunya. Bahkan mungkin posisiku akan tergeser. Ia terus membuatku percaya bahwa cintanya hanyalah untukku. Namun aku terus mendapatkan bukti yang mengatakan sebaliknya. Jika memang ia mencintai perempuan lain, kenapa ia terus menahanku disini.

Aku kebingungan. Perasaan ini sangat tidak nyaman. Aku merasa, aku tidak mendapatkan effort yang sama dalam hubungan ini, aku terus mencintai sendirian, berkorban sendirian, dan berusaha sendirian. Ketika ia menghilang, aku mencoba mengerti, mungkin ia sibuk, ia tidak menghindariku, ia hanya butuh waktu sendiri dan butuh fokus dalam bekerja. Aku terus meyakinkan diri bahwa tidak ada perempuan lain dibenaknya. Namun aku tahu bahwa aku hanya membohongi diri sendiri. Selalu saja ada cara semesta untuk menunjukkan bukti bukti bahwa ia, yang kucintai, masih menyimpan rasa pada perempuan lain. Ia juga masih sering menutupi sesuatu dengan berbohong atau tidak menceritakan apapun sama sekali. Ini membuatku sangat bingung, jika kamu tidak nyaman berbicara denganku, bagaimana bisa kamu berpacaran dan mengharapkan pernikahan?

Kesedihan tak berujung membuatku kehilangan keceriaanku. Aku terus kecewa karena dibohongi. Aku terus kecewa karena merasa dibodohi dan dibohongi. Namun hati kecilku masih percaya bahwa kesabaranku tidak akan sia sia. Hati kecilku tetap  berusaha percaya padanya, walau aku tahu aku, besar kemungkinan aku akan dibohongi lagi suatu hari nanti, seperti yang sudah sudah. Apakah salah jika aku percaya pada pola yang terjadi? Ntah bagaimana masa depanku bersamanya, semuanya kelabu, ak tak bisa lagi berandai andai seperti dahulu.

Mungkin aku sedang sensitif juga, hingga ketika aku melihat orang dilamar, aku langsung menangis dan membayangkan momen itu takkan pernah datang padaku. Aku tidak ingin berharap dilamar atau dinikahi. Aku takut, jika aku berharap, harapanku hanya akan menyakiti diriku sendiri. Dan mungkin menyakitinya karena seperti sebelum sebelumnya, aku menuntutnya untuk menepati janji dan memenuhi ekspektasiku, tanpa melihat keadaan yang memang sedang tak memungkinkan. Aku tak mau lagi berharap macam macam. Aku tak mau terluka dan melukai lagi.

Jika memikirkan tentangnya, aku takut tak bisa hidup tanpanya. Aku ingin mendukungnya dan membuatnya merasa disayangi. Namun apakah ini hubungan yang baik jika aku merasa kehilangan diriku sendiri? Aku tidak merasa didengarkan, aku tidak merasa dicintai, aku terus terintimidasi dengan perasaan insecure dengan perempuan lain, perasaan takut bahwa aku tidak cukup baik, perasaan takut kehilangan, dan semua perasaan buruk lainnya. Aku lelah terus menerus menangis. Aku ingin bahagia dan tertawa seperti dulu. Aku merindukan diriku yang dulu, yang selalu merasa aman dan bebas terbang kemana saja yang kumau.

Jika ia menginginkan pasangan yang mandiri, kenapa tak menikahinya saja daripada menikahiku yang jelas jelas sangat manja dan terus meminta perhatian. Jika ia menginginkan pasangan yang sama sibuknya, sama mandirinya dan sama alphanya dengan dirinya, kenapa tidak menikahinya saja agar mereka berdua bersama menggapai mimpi. Kenapa terus menahanku yang dari tahun ke tahun selalu berubah dream dan goalnya, tidak bisa seperti dia. Jika ia menginginkan pasangan yang pintar, kenapa tak menikahinya saja agar mereka saling sharing hal hal yang terkadang tak kumengerti. Dibanding menikahiku yang tidak pintar, sulit diajak bicara karena tak mengerti apa apa, dan sangat sensitif ini.

Jika begitu, kenapa harus bersamaku dan membuatku terus mempertanyakan kelayakan diriku. Kenapa tidak pergi saja yang jauh dan menghilang agar aku bisa sedih dan perlahan melupakannya. Kenapa terus mengurungku dan tidak membuatku merasa nyaman membicarakan segala sesuatu yang ingin kuceritakan. Kenapa terus membuatku menunggu, kenapa terus membuatku ada dalam ketidakpastian yang melelahkan, kenapa terus membuatku nangis, sampai kapan aku akan hidup dalam perasaan sedih seperti ini? Kenapa tidak pergi saja dibanding membuatku merasa disayang sejenak lalu menghilang lalu datang lagi sesuka hati seperti aku tidak punya perasaan saja. Kenapa kamu ada namun rasanya seperti tidak ada?

Hampa

Expensive things

Idk why lately I think I need to proof my success by usung expensive things. This is not me, I usually not care of using branded items but u...