Aku melihat salah satu bungaku, ia terlihat begitu cerah. Aku mengucap syukur karena semesta mengizinkanku melihat hal secantik ini dan mencium aromanya yang menenangkan. Terlintas dipikiranku sebuah kutipan mengenai bunga: “See how the flowers of the field grow. They do not labor or spin. Yet I tell you that not even Solomon in all his splendor was dressed like one of these. If that is how God clothes the grass of the field, which is here today and tomorrow is thrown into the fire, will he not much more clothe you”
Bunga seringkali digunakan dalam alkitab untuk memberikan gambaran tentang kecantikan dan pertumbuhan (beauty and growth). Salomo, raja terkaya Israel disaat itu, memiliki kemampuan untuk menggunakan pakaian terindah dan terbaik. Namun, keindahan baju Salomo tidak bisa dibandingkan dengan kecantikan bunga Lily. Bunga yang esok akan dibuang dan dibakar saja didandani Tuhan dengan cantik, apalagi manusia - yang lebih berharga dari bunga. Tuhan begitu peduli terhadapmu, dan akan memenuhi segala kebutuhanmu, dan mendandanimu dengan hal hal baik, sehingga kamu tidak perlu khawatir tentang apapun.
Saat aku merefleksikan perumpamaan itu dalam kehidupanku, aku teringat bahwa aku khawatir tentang berbagai hal. Aku banyak mengambil waktuku untuk memikirkan hidupku. Aku takut, aku tidak cukup baik untuk orang lain. Namun perumpamaan mengenai bunga, mengingatkanku bahwa aku tak perlu takut lagi, karena Tuhan membuatku indah.
Aku hanya perlu mengizinkan Ia untuk bekerja dalam hidupku. Bunga yang esok dibuang saja, Ia dandani, apalagi kamu, anak-Nya, yang Ia kasihi.