Mistakes


Aku sering menyesali perbuatanku di masa lalu. Apakah kau pun begitu? Ingin rasanya kembali kemasa itu dan mengulang semuanya. Ingin kuulang agar aku tidak membuat kesalahan yang mengacaukan hidupku. Ingin sekali aku lari dan pergi ketempat dimana tak seorangpun mengenalku.

Ternyata, sulit sekali memaafkan diri sendiri. Malam adalah saksi dari setiap ratapan tangis dan kegelisahan tak berujung. Aku terus berusaha meyakinkan diri bahwa tak apa untuk melakukan kesalahan, namun intimidasi itu terus menghantui.

Ingatan akan judgement orang lain terhadapku pun masih terus mengintimidasi. Ini adalah karma, pikirku. Aku pernah melukai orang yang sangat kukasihi. Begitu cerobohnya aku mengabaikannya disaat ia sedang terpuruk. Semua karena ego, dan amarahku yang terlampau besar. Berulang kali kulakukan kesalahan yang sama, terus menyakitinya semakin dalam dan membuatnya hancur. Aku yang membuatnya bahagia, namun aku juga yang menghancurkannya. Ingin rasanya menghapus luka dihatinya, namun tak bisa. Saat ini ia denganku, mencoba menutup lukanya, namun aku tau luka itu masih perih. Namun aku bersyukur ditengah setiap luka yang kami punya, kami masih terus mau mencobanya lagi.

Kami bersama, namun ia tidak sama lagi. Ia menjaga dirinya agar tak terluka, aku tahu. Ia menurunkan ekspektasinya terhadapku, walau dapat kulihat dimatanya, ia juga menyayangiku dan masih terus menantikanku saat kami sempat berpisah. Berbulan bulan kulewati untuk mendapatkan hatinya kembali, namun lelah sekali berjuang sendirian. Ia terus mengatakan padaku untuk menunggunya sembuh, namun setiap penolakan itu juga melukai dan menghabiskan energiku.

Bagaimanapun, aku begitu beruntung. Setiap kali aku butuh kekuatan, semesta selalu mengirimkan orang orang baik untuk menghiburku. Aku berpikir, apa spesialnya aku sehingga semesta begitu menyayangiku dan mengirimkan orang orang ini untukku.

Seorang temanku berkata, bahwa aku harus memaafkan diriku. Tenggelam dalam kesedihan dan mengurung diri terlalu lama akan membahayakan diriku. Aku harus memberi ruang bagi dirinya untuk memaafkanku. Tidak apa untuk merasa bersalah, namun jangan terlalu larut didalamnya. Jika Tuhan mengizinkan kami bersama lagi, sungguh ini adalah kesempatan yang akan kujaga dengan segenap hati.

Aku begitu terikat dengannya. Sulit melepaskannya pergi. Terkadang aku rela jika memang ternyata aku bukan untuknya, namun aku ingin sekali tetap berada disampingnya, terus mendukungnya, menghibur, dan memeluknya ketika sedih, seperti yang kulakukan sejak dulu.

Berulang kali aku menyampaikan pada semesta untuk memberikanku tanda, dan semesta selalu mempertemukanku kembali dengannya. Membuatku yakin bahwa semesta menciptakan kami berdua untuk bersama. Namun, mengapa pedih sekali rasanya menjalani semuanya.

Di hari yang lain, seorang temanku juga berkata untuk tidak menyimpan kesedihan terlalu lama. Ya, temanku merasa aneh karena kesedihan yang terus menerus sangat tidak merepresentasikan aku. Aku pun merasa asing dengan diriku yang terus tenggelam dalam rasa sedih. Biasanya sangat mudah bagiku untuk bangkit dari rasa sedih, namun kali ini sungguh susah. Temanku bilang, biasanya aku seperti cahaya mentari pagi yang bersinar. Aku selalu nampak ceria, namun kali ini sulit untuk memancarkan cahayaku. Sungguh teman yang sangat baik dan berharga.

Terkadang aku bertanya pada Tuhan, mengapa Tuhan izinkan aku menyakiti orang yang kusayang dan membiarkannya hampir pergi dariku? Jika Tuhan ingin mengajariku sesuatu, kenapa harus ada hati yang tersakiti? Lalu kudapat jawabannya dari khotbah dipersekutuan kantorku: Tak apa untuk membuat kesalahan, karena Tuhan bisa pakai hal yang tidak baik dalam hidupmu, untuk jadi kesaksian bagi orang lain. Tuhan seperti langsung berbicara kepadaku. Jawabannya sangat tepat sesuai dengan pertanyaan yang ada dibenakku.

Aku menaikkan doa, agar aku punya damai di hatiku. Perlahan rasa sedihnya berkurang. Aku harap, aku mampu melewati ini semua, dan bisa merasakan kebahagiaan suatu hari nanti. Namun bagaimanapun, lewat kesedihan ini, aku banyak sekali belajar. Aku belajar untuk berempati dengan masalah orang lain, berempati dengan perasaan orang lain, serta menyadari betapa mahalnya cinta karena tak bisa terbeli dengan uang.


Aku berdoa, agar kamu mampu memaafkan dirimu. Semoga masalahmu cepat selesai ya, karena disetiap masalah, pasti ada jalan keluar. Kamu pasti bisa bahagia 😉 #bisabahagia

Expensive things

Idk why lately I think I need to proof my success by usung expensive things. This is not me, I usually not care of using branded items but u...